Lompat ke konten

Mengenal Creative Commons lebih lanjut

Pada ulasan sebelumnya, kita sempat membahas tentang apa itu Creative Commons dan hak cipta. Kali ini, kita akan membahas lebih mendalam tentang Creative Commons.

Tiga lapis sistem lisensi Creative Commons

Lisensi Creative Commons mempunyai rancangan tiga lapis yang unik dan inovatif yaitu lapisan hukum, lapisan ringkas, dan lapisan mesin. Lapisan paling dasar yaitu lapisan hukum yang berisi tentang peristilahan dan syarat sesuai standar bahasa hukum yang berlaku serta biasanya lebih mudah dibaca oleh penegak hukum termasuk pengacara. Lapisan ringkas yaitu merupakan turunan dari bagian hukum dengan bahasa yang lebih sederhana dengan kode Creative Commons, sehingga bisa dibaca oleh orang awam secara lebih mudah. Lapisan teratas yaitu lapisan mesin yang memudahkan rancangan lisensi bisa dikenali oleh perangkat lunak secara lebih cepat.

Empat elemen lisensi Creative Commons yang terdiri dari Atribusi (BY), NonKomersial (NC), TanpaTurunan (ND), dan BerbagiSerupa (SA). Karya Markus Büsges, CC-BY-SA 4.0, Sumber: Wikimedia Commons.

Creative Commons memiliki empat elemen lisensi yang diwakili dengan logo mencolok.

  • Atribusi (BY) berarti pencipta karya meminta pengguna untuk mencamtumkan atribusi jika mereka mempergunakan hasil karya mereka. Dengan catatan bahwa pencipta karya tidak berarti mendukung pengguna atau penggunaan karya mereka.
  • NonKomersial (NC) berarti pencipta karya melarang penggunaan karya mereka untuk tujuan komersial. Penggunaan ulang karya ciptaan yang bertujuan mendapatkan keuntungan dilarang jika ada tanda NC.
  • TanpaTurunan (ND) berarti pencipta karya melarang menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari karya mereka.
  • BerbagiSerupa (SA) berarti pencipta karya meminta pengguna karya mereka untuk mempergunakan jenis lisensi yang sama dengan karya mereka yang dipakai oleh pengguna lain.
File:Creative commons license spectrum.svg
Spektrum dan 6 varian lisensi Creative Commons. Karya Shaddim, simbol lisensi CC oleh Creative Commons. Lisensi CC-BY 4.0. Sumber: Wikimedia Commons.

Kombinasi dari keempat elemen tersebut menghasilkan 6 varian lisensi Creative Commons.

  • CC-BY yang berarti pengguna bisa mempergunakan karya untuk berbagai kepentingan termasuk komersial, namun tetap mencantumkan atribusi.
  • CC-BY-SA yang berarti pengguna bisa mempergunakan karya untuk berbagai kepentingan termasuk komersial, namun tetap mencantumkan atribusi dengan memberikan lisensi yang sama bila pengguna menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari karya aslinya.
  • CC-BY-NC yang berarti pengguna bisa mempergunakan karya untuk kepentingan nonkomersial, dengan tetap mencantumkan atribusi.
  • CC-BY-NC-SA yang berarti pengguna bisa mempergunakan karya untuk kepentingan nonkomersial dengan tetap mencantumkan atribusi. Penggunan wajib memberikan lisensi yang sama bila pengguna menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari karya aslinya.
  • CC-BY-ND yang berarti pengguna hanya boleh menyebarluaskan karya asli tanpa membuat perubahan dan mencantumkan atribusi.
  • CC-BY-NC-ND yang berarti pengguna hanya boleh mempergunakan karya untuk kepentingan nonkomersial, tanpa membuat turunan, dan memberikan atribusi.

Lisensi Creative Commons mewajibkan pengguna memberikan atribusi kepada pencipta karya, walaupun penggunaannya tidak melanggar hukum. Lisensi ini bekerja di dalam ruang lingkup hukum hak cipta. Bila ada pengecualian dan batasan atas hak cipta misalnya terkait dengan sistem penggunaan wajar (fair use) dan kesepakatan adil (fair dealing), maka lisensi Creative Commons akan mengikuti kondisi hukum hak cipta yang berlaku. Ketika kita ingin mempergunakan karya berlisensi Creative Commons, kita juga bisa harus memperhatikan ketersesuaian antara lisensi asli dan lisensi yang akan kita terapkan berikutnya. Intinya penerapan lisensi Creative Commons tidak serta merta menggantikan hukum hak cipta terkait pengecualian dan batasan seperti penjelasan sebelumnya.

Selain keenam varian di atas, Creative Commons juga mempunyai opsi untuk menjadikan karya kita menjadi domain publik sebelum waktunya dengan CC0. Jika lisensi domain publik memang terjadi ketika masa perlindungan hak ciptanya berakhir atau karya cipta pada awalnya memang diterbitkan dalam lisensi domain publik. Maka, CC0 memungkinkan pencipta karya untuk melepaskan hak ciptanya secara menyeluruh dan menjadikannya berdomain publik, sehingga pengguna lain bisa mempergunakan karya ciptaan itu tanpa syarat untuk keperluan apapun. Beberapa negara juga memiliki kebijakan masing-masing terkait pelepasan karya cipta ke domain publik sebelum waktunya, namun lubang ini bisa ditutupi dengan adanya pernyataan lisensi alternatif terkait CC0, yaitu dengan mengizinkan semua orang di dunia untuk mempergunakan karya tersebut tanpa syarat apapun.


“Sekilas tentang Hak Cipta” merupakan karya saduran dari Kursus Sertifikasi Creative Commons Juni 2020 oleh Creative Commons, dengan lisensi CC BY 4.0 . Biyanto Rebin menyadur materi Bab 3 tentang “Struktur Lisensi Creative Commons” serta menyajikannya untuk keperluan program Sertifikasi Lisensi Creative Commons, lisensi yang dipergunakan sama yaitu CC-BY 4.0.

Lisensi Creative Commons
CC-BY 4.0

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: